Kata Alejandrino, setidaknya ada empat paradigma yang dapat membuat seorang wirausaha menjadi sukses atau superior di tingkat persaingan usaha yang semakin ketat.
Pertama, seorang wirausaha harus mampu memprediksi kemungkinan dimasa mendatang. Sebab, entrepreneur itu harus sarat ide-ide, seolah hanya melihat peluang dan kepuasan pelanggan. Sedangkan eksekutif, adalah seorang yang senantiasa menyelesaikan masalah yang timbul di perusahaan.
Paradigma kedua, fleksibilitas dari sang wirausaha. “Seorang entrepreneur harus bisa cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja maupun lingkungan usaha,” paparnya. Nah, hal ini diyakini akan membawa perusahaan untuk terus bisa bertahan.
Ketiga, rule of the game, harus dinamis dalam mengantisipasi berbagai macam kemungkinan sebagai kemampuan mengubah aturan main. Hal ini berkaitan erat dengan inovasi atau penciptaan hal-hal baru dalam berbisnis. Perubahan sistem pembayaran tarif telepon selular dari pascabayar ke prabayar merupakan contoh nyata perubahan aturan main (rule of the games) yang sangat antisipatif.
Paradigma keempat adalah kemampuan melanjutkan perubahan dari aturan atau bentuk yang telah ada sebelumnya. “Inovasi yang kita buat dalam beberapa masa ke depan akan selalu tertinggal. Kemampuan memperbaharui produk dan aturan main inilah yang dapat membuat seorang wirausaha menjadi superior, “ tandas Alejandrino serius.
Kenyataan lain mengungkap bahwa kewirausahaan seorang entrepreneur saja ternyata belum cukup. Sebab, tentu ada keterbatasan-keterbasatan sang wirausaha itu sendiri dalam menjalankan roda usahanya. Itu sebabnya seorang wirausaha tidak boleh pelit dalam menularkan (mentransformasikan) ilmu entrepreneurshipnya kepada individu-individu di setiap lini perusahaannya. Nah, ini yang disebut dengan intrapreneurship atau intrausaha. Sebab, pada dasarnya, intrapreneurship adalah jiwa wirausaha yang juga merupakan hal mutlak yang harus dibangkitkan pada individu-individu dalam suatu perusahaan.
Konon, intrapreneurship belakangan makin berkembang saat perusahaan pusing tujuh keliling memikirkan pesaing-pesaing barunya yang memiliki sumber daya manusia dengan tingkat entrepreneurship amat tinggi. “Timbulnya fenomena ‘baru’ seperti ini, pada akhirnya memaksa perusahaan untuk mentransformasikan jiwa wirausahanya kepada individu-individu di organisasinya,” kata pakar pemasaran dari Universitas Indonesia D. Rhenald Kasali. Kedepan, lanjutnya, kombinasi antara entrepreneurship dan intrapreneurship inilah yang akan menjadi kendaraan untuk mencapai tujuan secara optimal.
Jadi, ketika manajemen dianggap mati dan digantikan kewirausaha, bukan berarti manajemen tak diperlukan sama sekali. Manajemen tetap perlu, dan sebagai jawabannya ada pada intrausaha. Jadi, intrausaha merupakan kombinasi antara wirausaha dengan manajemen, karena jiwa entrepreneur juga tumbuh dari sebuah organisasi yang dijalankan dengan mengadopsi manajemen sebagai sarana mentransformasikannya. Memang, seperti kata Rhenald, entrepreneurship wajib dimiliki setiap pemimpin (leader) masa kini. Namun entrepreneurship dapat diciptakan, bukan hanya dilahirkan. Karena itu, entrepreneur adalah seorang individu yang terorganisasi dengan baik, bukan acak-acakan dan tak terstruktur.
Apakah Menjadi Pengusaha Harus Kreatif?
Kata kreatif menurut Endro Wahyu M adalah untuk merujuk sifat atau perilaku seseorang yang memiliki daya cipta atau kemampuan untuk menciptakan. seorang pengusaha menururtnya selalu dituntut untuk memiliki kreativitas yang tinggi secara terus menerus. Sebab para pengusaha diharapkan dapat melakukan inovasi dengan menghasilkan hal-hal baru yang berguna bagi masyarakat luas, atau menemukan cara-cara baru yang memberikan nilai tambah terhadap sesuatu yang sudah ada sebelumnya.
Kelebihan lain dari sifat kreatif yang melekat dalam diri pengusaha adalah kemampuannya untuk melihat peluang dalam masalah-masalah yang muncul di masyarakat, dan kemudian mampu menciptakan beragam produk dan jasa sebagai solusi untuk mengatasi masalah dan tentunya juga meraih keuntungan. Atau yang sering kita tahu, para pengusaha yang kreatif biasanya mampu menemukan terobosan-terobosan baru sekaligus melakukan pembaharuan dari produk-produk yang sudah ada.
Kenapa juga sebagai pengusaha kita harus kreatif? Karena kita dituntut selalu untuk memiliki ide-ide bisnis yang berbeda dari yang lain (ide usaha baru yang keluar dari kerumunan) dan memiliki gagasan yang sangat orisinal. Selain itu, seorang pengusaha yang kreatif juga biasanya mampu bekerja secara cerdas. Misal, mampu memanfaatkan teknologi internet untuk berjualan. Kantornya pun akhirnya yang sifatnya mobile office, dengan bermodalkan laptop dan 'ngantor' di manapun dia suka, tanpa terikat pada kantor secara fisik. Kalau toh punya kantor pun ia mampu menciptakan sistem yang mapan, sehingga si owner dapat mengontrol seluruh kegiatan bisnisnya hanya lewat HP, e-mail, dan laptop. kalau sudah siap jadi pengusaha dan sarat dengan ide-ide kreatif, silakan Anda mencoba memasuki belantara dunia usaha, dijamin untuk meraih sukses hanya tinggal menunggu waktu saja.
Kalau masalah kreatif menjadi penting sebagai persyaratan utama untuk menjadi pengusaha, pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana kita bisa melatih & mengasah bakat kreatif tsb. Di tahap awal barangkali yang terpenting adalah mengkondisikan otak kita untuk mau berpikir kreatif. Agar otak kita dapat terisi dengan hal-hal yang sifatnya kreatif ada beberapa cara yang semua orang pasti bisa mencobanya.
Berikut ada 8 cara atau tahapan yang dapat mengkondisikan seseorang untuk bisa berpikir lebih kreatif :
1. Having fun.
Bersenang-senanglah! Kita harus selalu mengkondisikan diri selalu merasa fun, gembira, bahagia, berpikir lepas tanpa merasa ada beban. Keluar dari rutinitas sehari-hari, banyak jalan-jalan dan melakukan pengamatan dengan harapan dapat menemukan ide-ide usaha yang kreatif. Bersenang-senang untuk menyegarkan pikiran kita, agar kita mendapatkan ide-ide yang kreatif dan jangan bersenang-senang untuk melepaskan semua beban pekerjaan sehingga terlena dan lupa akan tugas kita. Bersenang-senang untuk melepaskan semua beban, ada waktunya.
2. Berpikir bebas & tanpa batas.
Berpikirlah bebas dan tanpa batas! Berpikir bebas tidak terlalu sempit dan mengikuti mitos-mitos yang salah, tapi berpikirlah untuk menelurkan inovasi-inovasi yang benar-benar kreatif dan tidak terikat akan pikiran yang membatasi kita untuk bergerak selama itu tidak melanggar aturan yang merusak masyarakat sekitar.
3. Fokuskan pikiran pada tujuan.
Untuk menjadi kreatif di bidang usaha yang ditekuni atau yang ingin ditekuni, kita harus selalu fokuskan pikiran kita pada tujuan yang memang hendak dicapai. Jangan mudah berubah. Selalu visualisasikan bahwa sekarang Anda telah menjadi orang yang kreatif dan mampu menemukan ide-ide bisnis yang dahsyat. Bayangkan pula bahwa ide bisnis telah dijalankan dan sukses. Fokuskan dan berjuanglah untuk mencapai tujuan Anda.
4. Jangan batasi pikiran Anda dengan hal-hal yang tidak berguna
Hilangkan batasan pikiran Anda untuk melakukan sesuatu atau memulai suatu usaha, Anda akan membuka usaha tapi malu dengan tetangga, takut dicemoohkan, takut akan bangkrut, takut tidak lancar, takut tidak berhasil dan ketakutan-ketakutan yang lainnya yang akan membatasi ruang lingkup pikiran Anda untuk berkembang.
5. Ciptakan input konstrukstif.
Caranya tentu saja dengan mencari lebih banyak informasi dan pengetahuan melalui bacaan, referensi, internet, bergaul, nonton bioskop, ngobrol dengan siapa saja, jalan-jalan melakukan pengamatan, dsb. Mencoba untuk keluar dari rutinitas sehari-hari. Belajarlah melihat apa yang tidak terlihat. Dengan membiasakan diri untuk memiliki rasa keingintahuan yang besar akan membawa kita menjadi orang yang pertama punya ide-ide tentang apa saja.
6. Bangkitkan keberanian berinovasi.
Keberanian dan keingintahuan adalah dua sifat yang memang harus dimiliki oleh orang yang kreatif. Semangat untuk berani berinovasi ini penting untuk dikembangkan agar diri kita terkondisi selalu berpikir kreatif. Ingat seorang Thomas Alfa Edison pun berani mencoba hingga lebih dari seribu kali, hingga akhirnya berhasil menemukan bola lampu pijar. Kegagalan bukanlah akhir dari usaha akan tetapi kegagalan adalah pelajaran yang berharga yang mengajari kita bagaimana cara yang benar. Karena kegagalan telah memperlihatkan kepada kita kesalahan yang telah kita lakukan.
7. Pikirkan kembali pikiran Anda.
Saat merasa telah puas dengan pemikiran atau ide yang diperoleh, sebaiknya perlu untuk dipikirkan kembali dan dianalisa dari cara pandang yang berbeda. Semakin banyak jenis pemikiran yang didapatkan maka akan semakin banyak pula ide-ide kreatif yang bakal diperoleh. Semakin banyak pula alternatif keberhasilan kita.
8. Ubah ide lama menjadi ide yang lebih baru.
Sebuah ide usaha yang kreatif biasanya juga berasal dari ide-ide usaha lama yang dicoba untuk ditampilkann secara lain dan berbeda. Namun harus ada kelebihan-kelebihan (benefit product) lain yang hendak ditawarkan. Juga tentunya untuk memberi kemudahan dan kenyamanan bagi end user-nya.
Menjadi pengusaha harus kreatif atau tidak, pada akhirnya berpulang kepada diri kita masing-masing, karena kesuksesan di dunia usaha tergantung kepada sejauh mana effort kita untuk berjuang mewujudkannya.
Sumber: Majalah Bulanan: Kemandirian Karir & Finansial “$UKSE$”
HIKMAH
Dari penjelasan diatas bisa kita ambil kesimpulan bahwa Menurut Alejandrino Setidaknya ada empat paradigma yang dapat membuat seorang wirausaha menjadi sukses atau superior di tingkat persaingan usaha yang semakin ketat. Pertama, seorang wirausaha harus mampu memprediksi kemungkinan dimasa mendatang. Paradigma kedua, fleksibilitas dari sang wirausaha. “Seorang entrepreneur harus bisa cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja maupun lingkungan usaha,”. Ketiga, rule of the game, harus dinamis dalam mengantisipasi berbagai macam kemungkinan sebagai kemampuan mengubah aturan main. Paradigma keempat adalah kemampuan melanjutkan perubahan dari aturan atau bentuk yang telah ada sebelumnya. Yang memnyebabkan seorang wirausaha tidak boleh pelit dalam menularkan (mentransformasikan) ilmu entrepreneurshipnya kepada individu-individu di setiap lini perusahaannya. Ketika manajemen dianggap mati dan digantikan kewirausaha, bukan berarti manajemen tak diperlukan sama sekali. Manajemen tetap perlu, dan sebagai jawabannya ada pada intrausaha. Jadi, intrausaha merupakan kombinasi antara wirausaha dengan manajemen.
Menjadi pengusaha haruslah kreatif yaitu dengan merujuk sifat atau perilaku seseorang yang memiliki daya cipta atau kemampuan untuk menciptakan. seorang pengusaha harus selalu dituntut untuk memiliki kreativitas yang tinggi secara terus menerus. kemampuan untuk melihat peluang dalam masalah-masalah yang muncul di masyarakat, dan kemudian mampu menciptakan beragam produk dan jasa sebagai solusi untuk mengatasi masalah dan tentunya juga meraih keuntungan. Mampu bekerja secara cerdas. Ada delapan yang membuat kita berpikir kreatif diantaranya adalah having fun, berpikir bebas & tanpa batas, fokuskan pikiran pada tujuan, jangan batasi pikiran anda dengan hal-hal yang tidak berguna, ciptakan input konstrukstif, bangkitkan keberanian berinovasi, pikirkan kembali pikiran Anda dan ubah ide lama menjadi ide yang lebih baru.